Ekonomi Asia Siap Percepat Pertumbuhan
Jum'at, 15 Januari 2010 - 12:35 wib
Ade Hapsari Lestarini - Okezone
JAKARTA - Studi yang dikeluarkan oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) menyatakan bila Asia sudah siap untuk mempercepat pertumbuhan ekonominya, setelah krisis ekonomi global mulai berkurang. Kendati demikian pemulihannya masih akan rapuh.
Demikian seperti diungkapkan pihak ADB, dalam keterangan tertulisnya kepada okezone, di Jakarta, Jumat (15/1/2010).
Adapun penyesuaian kebijakan ekonomi tersebut nantinya akan dikalibrasi dengan hati-hati bersamaan dengan upaya peningkatan integrasi yang akan dibutuhkan untuk mempertahankan pertumbuhan dan mencegah guncangan di masa depan.
Studi, yang diberi judul Perubahan Kebijakan untuk Asia setelah Resesi Global: Dampak Ekonomi Global dan Implikasi Kebijakan, mencatat bahwa pertumbuhan di wilayah ini diharapkan bisa dipercepat pada tahun ini dan bisa mendapatkan kembali kekuatan ekonomi global.
Namun demikian, studi ini juga mengingatkan bahwa pemulihan di Asia masih terlalu bergantung pada dukungan kebijakan dari negara maju, sementara perputaran di wilayah pasar terbesar yakni Amerika Serikat, belum mendapatkan aksi.
Arus modal yang dapat menyebabkan volatilitas nilai tukar dan likuiditas dalam negeri juga terus berisiko bagi negara-negara berkembang di kawasan tersebut.
Penelitian ini disiapkan sebagai salah satu dari serangkaian laporan yang akan dipresentasikan pada dua hari forum regional pada Dampak Global Krisis Ekonomi dan Keuangan yang diselenggarakan oleh ADB di Manila.
Pejabat tinggi termasuk pembuat kebijakan, para menteri keuangan, kepala bank sentral, para pemimpin bisnis, dan pengembangan para ahli dari hampir 20 negara di negara berkembang Asia akan mengambil bagian dalam forum.
"Daerah ini (Asia) sekarang menunjukkan tanda-tanda pemulihan berbentuk V, dengan prospek pertumbuhan 6,6 persen untuk tahun ini. Meskipun kami percaya negara berkembang di Asia telah memimpin pemulihan ekonomi global, masih terlalu awal bisa santai untuk mengembalikan permintaan dan menstabilkan sistem keuangan. Secara khusus, strategi untuk keluar stimulus fiskal pun harus hati-hati," tukas Presiden ADB Haruhiko Kuroda.
Selain itu, pengurangan kemiskinan tidak akan dipertahankan pada kecepatan pra-krisis, kecuali sumber pertumbuhan yang lebih seimbang ke arah permintaan domestik dan regional, dan dibuat lebih inklusif.
ADB pun mengatakan bila pertumbuhan daerah merupakan hal yang sangat penting untuk membawa kembali ke lintasan yang lebih tinggi demi pengurangan kemiskinan dan untuk mendukung pemulihan global.
(ade)
Okezone.com
0 komentar:
Posting Komentar