Sabtu, 16 April 2011

Peta Persaingan Bank Lokal dan Bank Asing

Diposting oleh Diptarina Yasmeen di 23.50 0 komentar

Peta Persaingan Bank Asing dan Bank Lokal

Kehadiran bank asing untuk masuk ke Indonesia memberikan persaingan bagi perbankan nasional. Dampaknya, profit bisa tertekan karena banyak pemain besar bermain di dalamnya.

"Dalam situasi seperti ini, Bank Indonesia (BI) melihat tidak bisa melarang bank-bank itu masuk ke Indonesia. Maklum kita sudah mengeluarkan regulasi bahwa asing boleh mengakuisisi bank lokal sebesar 99 persen. Namun kedatangan mereka, sekaligus membuat profit perbankan kita tertekan, karena makin banyak pemain besar yang bermain di dalamnya," ungkap Deputi Gubernur BI Darmin Nasution di Gedung BI Jakarta,Jumat (23/10/2009).

Lanjut Darmin, BI pun tidak dapat menjilat ludah sendiri atas regulasi yang telah dikeluarkan. Karena bisa dianggap tidak konsisten terhadap regulasi tersebut. Bahkan bisa timbul masalah jika harus merubah regulasinya.

Sebelumnya, BI memperbolehkan asing memiliki maksimal 99 persen saham bank nasional. Dengan regulasi tersebut, perbankan asing terutama Malaysia begitu ekspansif dalam akuisisi bank nasional.

Paling terbaru, bank asal Malaysia RHB Capital akan mengakuisisi sekira 80 persen Bank Mestika Dharma. Setelah menuntaskan akusisi tersebut, RHB Capital akan menambah kepemilikannya hingga 90 persen.

Proses akuisisi tersebut melengkapi bank yang telah diakusisi oleh bank asal Malaysia sebelumnya. Yaitu Malayan Banking (Maybank) yang membeli PT Bank Internasional Indonesia. Serta CIMB Group Holding Berhard yang membeli PT Bank Niaga Tbk (Bank CIMB Niaga).
Bank asing seperti ANZ (Australia), Standard Chartered Bank, HSBC, Barclays yang berasal dari Inggris, Rabobank (Belanda), Texas Pacific dan Mercy Corp (Amerika), ICBC (China), State Bank of India (India), Tokyo Mitsubishi (Jepang) dan IFC (Korea Selatan) adalah beberapa bank asing dengan kepemilikan saham terbesar di beberapa perbankan Nasional.

Tidak hanya itu, ternyata ada State Bank of India (SBI) yang berniat akan mengakuisisi bank di Indonesia yang memiliki aset sekitar USD100 juta atau sedikit di bawah Rp1 triliun.
Tidak Ketinggalan juga industri perbankan syariah di tanah air akan kedatangan pesaing dari Timur Tengah. Seperti Kuwait Finance House (KFH) salah satu Islamic Bank terbesar di Kuwait. Tidak hanya KFH saja yang berminat tetapi menurut Deputi Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI Mulya Siregar juga mengatakan ada dua investor Timur Tengah yaitu Albarkah dan Asian Finance Bank yang sangat tertarik untuk membeli bank lokal. "Mereka sudah datang ke kita dengan rencana mereka akan membeli bank lokal dan dikonversi ke syariah," ujar Mulya (www.detikfinance.com, 7 Desember 2009).

Dengan indikasi di atas persaingan industri perbankan pada tahun 2010 ini akan lebih
semarak. Dari laporan BI Juni 2008 jumlah pangsa pasar bank asing juga meningkat apabila dibandingkan pada tahun 1999. Untuk pangsa pasar aset sebesar 50% meningkat dari 11% di tahun 1999 yang dimiliki asing dari total aset perbankan nasional sekitar 45% pangsa pasar kredit dari total 20% di tahun 1999, dan 40% pangsa pasar dana pihak ketiga meningkat dari 11% di tahun 1999.

Ada beberapa hal yang membuat bank asing tersebut berminat untuk berinvestasi di Indonesia. salah satu contributing factor yang significant adalah tingginya Net Interest Margin (NIM) perbankan di Indonesia. Kalau di negara mereka bank asing tersebut hanya bisa mendapatkan NIM maksimal sebesar 2-3%. Tetapi, di Indonesia industri perbankan nasional bisa meraih NIM dengan rata-rata sebesar 6%.

Sebut saja beberapa bank plat merah terbesar di tanah air. Untuk bulan September 2009 Bank Rakyat Indonesia (BRI) sudah berhasil meraup NIM sebesar 9,1%, Bank Nasional Indonesia (BNI) 6,1%, dan Bank Mandiri (BMRI) 5,2%. Dan, beberapa bank-bank yang termasuk dalam bank 10 besar di Indonesia seperti Danamon 8,2%, Bank Central Asia (BCA) dengan NIM 6,6%, CIMB Niaga 6,6%, Citibank 6,6%, BII Maybank 5,8%, Permata 5,5%, dan Panin dengan perolehan NIM sebesar 4,7% (Laporan Keuangan Publikasi Bank dan Bank Indonesia, diolah).

Sebenarnya itu bukan kali pertama SBI mengincar perbankan nasional. Tahun 2006 lalu, SBI telah mengakuisisi 76 persen saham Bank Indomonex yang kini berganti nama menjadi Bank SBI Indonesia. Nantinya SBI akan menggabungkan bank lokal yang diakuisisinya dengan Bank SBI Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, SBI mengincar empat bank lokal sekaligus.

"Memang BI tidak bisa melarang bank asing masuk ke Indonesia termasuk dari Malaysia dan India. Maklum return dari bank-bank di Indonesia itu relatif tinggi sehingga cukup menarik bagi orang-orang asing.� Apalagi regulasi kita memang membolehkan adanya itu. Jadi kalau returnnya menarik itu akan membuat orang masuk," tambah Darmin.
(Didik Purwanto/Koran SI/ade)
Usaha Bank lokal dalam menghadapi persaingan
Adalah PermataBank yang meyakini dapat bersaing dengan bank asing. Optimistis ini karena jaringan bank lokal sudah kuat dan elektronik banking lebih solid dari bank asing.
Hal tersebut diungkapkan Senior Vice President Head WM, RL, Products dan e-Channel PermataBank Bianto Surodjo, di sela acara Permata Bintang Karakter Disney di Mal Epicentrum, Jakarta, Minggu (27/2/2011).

"Persaingan bank asing ada, saya merasa satu dua tahun terakhir bank lokal sudah mempunyai kekuatan yang sama, tidak jauh berbeda, jaringan kita sudah kuat dan elektronik banking lebih solid dari bank asing," ungkapnya.

Sementara, untuk pengembangan ATM, lanjutnya, Permata Bank akan menambah 150 ATM baru di lokasi strategis untuk tahun ini.

Lebih lanjut dia menjelaskan, saat ini pihaknya tengah melakukan penggodokan menyusul adanya standarisai ATM yang akan dicanangkan Bank Indonesia. "Kita akan ikuti (aturan BI) saja," imbuhnya.
(rhs)
Sumber :
http://economy.okezone.com/read/2009/10/23/320/268726/bank-asing-masuk-profit-bank-nasional-tertekan

http://economy.okezone.com/read/2011/02/27/277/429375/

http://suarapembaca.detik.com/read/2010/03/23/180759/1323859/471/peta-persaingan-perbankan-indonesia




Senin, 16 Agustus 2010

SEDANG MENUJU PROSES PEMBUATAN JURNAL NASIONAL

Diposting oleh Diptarina Yasmeen di 20.47 8 komentar
ABSTRACT

Diptarina Yasmeen. 20206264

EFFECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE ON FINANCIAL PERFORMANCE CORPORATE GOVERNANCE BY BANKS Perception Index (CGPI).
Skripsi, Accounting Department, Faculty of Economics, University Gunadarma, 2010

Keywords: Good Corporate Governance, Profit Margin, Turnover Assets, Return On Investment

(Xiii+126+appendix)

This study aims to determine the effect of good corporate governance to financial performance. Good corporate governance as measured by CGPI (Corporate Governance Perception Index) based on the rating that has been prepared by IICG (Indonesian Institute of Corporate Governance) and the Financial Performance is measured by profit margin, turnover Assets, Return On Investment. The statistical method used is simple linear regression analysis. Sample of research is corporate banking sector followed a survey conducted by IICG years 2005-2008 and included in the rating CGPI.Based on the results of hypothesis testing can be concluded that the GCG influence on the Prime Minister and ROI in the year 2007, while the Prime Minister and ROI in the years 2005, 2006, in 2008 and TOA in the year 2005 to 2008 had no effect due to the low awareness of issuers in implementing GCG. Company management is not interested in long-term benefit of GCG implementation so that
they feel they can walk without GCG.

(List of Library from 2001 to 2009).


Minggu, 20 Juni 2010

8 BUMN Masuk Program Likuidasi

Diposting oleh Diptarina Yasmeen di 18.34 1 komentar


8 BUMN Masuk Program Likuidasi
Senin, 7 Juni 2010 - 16:58 wib
Menteri BUMN Mustafa Abubakar. Foto: Yudistiro Pranoto/Koran SI
JAKARTA - Sebanyak delapan badan usaha milik negara (BUMN) masuk dalam program likuidasi Kementerian BUMN. Hal itu dilakukan menyusul kondisi perusahaan tersebut yang secara finansial tidak bisa dipertahankan.

Menteri BUMN Mustafa Abubakar menyatakan, untuk melikuidasi sejumlah bumn yang secara finansial negatif dan tidak lagi beroperasi tersebut, pemegang saham akan melakukannya dengan hati-hati.

“Kalau mengacu kepada bumn rugi 2009, ada 20 BUMN dan tahun ini sekira delapan hingga 10. Mengacu pada daftar rugi tersebut, yang dilikuidasi merupakan bagian dari itu. Mungkin dari delapan itu masuk program likuidasi tapi itu hati-hati,” kata dia, di Jakarta, Senin (7/6/2010).

Pemegang saham akan melihat dampak hukum, keuangan dan sumber daya manusia (SDM) sebelum melikuidasi BUMN. Kendati demikian, dia enggan mengungkapkan jumlah dan nama perusahaan pelat merah yang terancam likuidasi.

Namun, dia menyebut, PT Survei Udara Penas dan Perum Perusahaan Film Negara (PFN) masuk dalam program likuidasi. Bahkan, direksi PFN sudah melakukan komunikasi dengan kementerian menegnai rencana likuidasi tersebut.

“Djakarta Llyold itu mati suri, Balai Pustaka itu kecil sekali. Namun, PFN kemungkinan sulit dan kita akan evaluasi lagi. Kalau tidak perlu, maka kita akan likuidasi,” imbuh dia.

Adapun, BUMN merugi di tahun ini, yakni PT Kertas Kraft Aceh (KKA), Djakarta Lloyd, PT Balai Pustaka, PT Survei Udara Penas, PFN, PT Industri Kapal Indonesia (IKI), PT Merpati Nusantara Airlines (MNA), dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Rencana likuidasi tersebut, kata dia, dilakukan tahun ini, namun prosesnya belum tentu akan selesai pada 2010.

Namun, sebelum melikuidasi BUMN bersangkutan, pemegang saham masih berupaya menyelamatkan sejumlah BUMN yang merugi di tahun ini agar tidak terlikuidasi.

Salah satu upaya yang dilakukan, dengan menjadikan bumn tersebut sebagai badan layanan umum (BLU). Kementerian juga membuka kesempatan bagi perusahaan swasta yang akan mengambil alih bumn dengan sektor sama guna menyehatkan BUMN rugi.

“Kita sambut baik jika ada sektor swasta yang ingin mengambil laih BUMN karena untuk menyehatkan BUMN,” ujarnya.

Sekretaris Kementerian BUMN M Said Didu sebelumnya menuturkan, Survei Udara Penas dan PFN terancam likuidasi antara kondisi keuangannya yang negatif dan sudah tidak beroperasi.

Adapun, KKA mengalami masalah di penyediaan bahan baku. Masalah Djakarta Lloyd, PT IKI, dan PTDI terletak pada rekening dana investasi/sub loan agreement (RDI/SLA). Adapun, MNA pada penambahan pesawat. "Jika tambahan pesawat sudah datang pada pertengahan Juni, maka dana akan cair," ujarnya.

Seperti diketahui, dana restrukturisasi MNA tahap kedua sebesar Rp310 miliar diharapkan efektif sebelum Juli mendatang. Pasalnya, sebanyak 13 unit pesawat MA60 akan mulai datang secara bertahap pertengahan bulan ini.(J Erna/Koran SI/ade)

Sumber:
Okezone.com
http://economy.okezone.com/read/2010/06/07/320/340393/8-bumn-masuk-program-likuidasi


Merger

Diposting oleh Diptarina Yasmeen di 18.26 0 komentar



Merger
Merger, konsolidasi, akuisisi adalah hal yang sangat umum dilakukan agar perusahaan dapat memenangkan persaingan, serta terus tumbuh dan berkembang.
Joseph F. Sinkey (1983), menjelaskan motivasi yang mendorong bank untuk melakukan merger, antara lain: a) Untuk mendapatkan kesempatan beroperasi dalam skala usaha yang hemat, b) Guna meningkatkan pangsa pasar, c) Menghilangkan tidak efisien melalui operasional dan pengendalian finansial yang lebih baik, d) Kesempatan menggabungkan sumber daya ataupun pasar yang dimiliki masing-masing Bank. Selain itu masih terdapat beberapa faktor yang mendorong motivasi untuk merger, seperti: upaya diversifikasi, menurunkan biaya dana, dan menaikkan harga saham secara emosi (bootstrapping of earning per share) karena adanya pengumuman akan merger bagi Bank publik.

Merger merupakan salah satu pilihan terbaik untuk memperkuat fondasi bisnis, jika merger tersebut dapat memberikan sinergi. Sutan Remy Syahdeini dalam makalah berjudul “Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank” memberikan definisi merger atau penggabungan usaha adalah penggabungan dari dua Bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu Bank dan melikuidasi Bank-bank lainnya.
Prasyarat melakukan merger

Hazel J.Johnson (1995) menyatakan, prasyarat yang harus dianalisis terlebih dahulu dari kedua Bank yang akan melakukan merger adalah:
1. Kondisi keuangan masing-masing Bank, merger sesama bank sehat atau karena collapse
2. Kecukupan modal
3. Manajemen, baik sebelum atau sesudah merger
4. Apakah merger dapat memberi manfaat bagi pengguna jasa Bank tersebut

Johnson lebih lanjut menyatakan setiap lembaga yang akan melakukan merger, pada umumnya mempunyai beberapa isu penting yang relevan untuk dianalisis sebelum merger dilakukan, antara lain:
• Kapan waktu yang tepat untuk melakukan merger?
• Bagaimana mengidentifikasi kecocokan pasangan (partner) untuk merger?
• Bagaimana mengkomunikasikan dengan baik atas rencana merger ini kepada

seluruh pihak yang berkepentingan agar niat merger mempunyai dampak yang positif di pasar?
• Bagaimana melakukan cara, yang akan dilakukan untuk konsolidasi diantara Bank yang merger?
Evaluasi keberhasilan dan kegagalan merger
Membuat proyeksi keberhasilan merger penting dilaksanakan, sebelum merger dilakukan secara legal. Tahapan diawali dengan due diligence (uji tuntas) atas perusahaan yang akan dikonsolidasikan. Penilaian dilakukan atas sinergi yang akan diperoleh, dilihat dari sinergi operasional dan sinergi finansial.
Sinergi operasional, umumnya dengan membandingkan sumber daya masing-masing perusahaan, antara lain: Visi Misi dan tujuan perusahaan, perencanaan strategik, Sumber Daya Manusia, jaringan, pangsa pasar, Informasi Teknologi yang digunakan, dan budaya kerja masing-masing perusahaan.

Evaluasi finansial, didasarkan atas: analisis laporan keuangan perusahaan, berupa neraca dan laba rugi, baik yang berupa on atau off balance sheet, serta fee based income. Metoda yang digunakan bermacam-macam, salah satunya menitik beratkan pada cash flow, sebagai berikut:
1. Analisis proyeksi arus kas dengan menggunakan diskon faktor sesuai biaya dana perusahaan (Discounted cash flow approach)
2. Analisis yang didasakan atas ratio harga saham dengan pendapatan (Price Earning Ratio) dibandingkan dengan nilai P/E dari perusahaan sejenis
3. Penilaian atas dasar nilai buku,yang beberapa pos dari neraca disesuaikan dengan perkiraan risiko yang mungkin ada sehingga mengurangi nilai buku (Adjusted book value)

Banyak perusahaan atau Bank yang mengalami kegagalan saat dilakukan merger, disebabkan, antara lain:
1. Harga yang ditetapkan saat dilakukan merger terlalu tinggi akibat analisis sebelumnya tidak akurat
2. Sumber pembiayaan merger berasal dari pinjaman berbiaya tinggi
3. Asumsi yang salah dengan mengharapkan booming market, yang ternyata terjadi sebaliknya
4. Tergesa-gesa, sebelum dilakukan uji tuntas dengan baik
5. Perbedaan kedua perusahaan terlalu besar
6. Budaya kerja tak dapat disatukan
7. Krisis manajerial karena ingin mempertahankan semua manajemen yang ada di kedua perusahaan

Kesimpulan:
1. Merger hanya akan dilakukan jika nilai dari perusahaan hasil merger lebih besar dibanding dengan jumlah nilai masing-masing perusahaan
V merger > V a + V b
V merger = nilai (value) perusahaan hasil merger
V a = nilai perusahaan a sebelum merger
V b = nilai perusahaan b sebelum merger
2. Walaupun hasil analisis menunjukkan bahwa hasil merger akan lebih baik, namun tetap memerlukan waktu penyesuaian, terutama untuk menyatukan budaya kerja dari kedua perusahaan

Sumber data:
1. Johnson, Hazel J. Bank Mergers, Acquisition & Strategic Alliances. New York: Richard D. Irwin, Inc., 1995
2. Sinkey, Joseph F., Jr. Commercial Bank Financial Management. New York: Macmillan Publishing Co., Inc., 1983
3. Sjahdeini, Sutan remy, Prof. DR. SH. Merger, Konsolidasi dan Akusisi Bank. Jakarta: Perpustakaan IBI. Tidak dipublikasi
4. Sumber bacaan lain, dari hasil seminar, ikut pelatihan dan lain-lain
http://edratna.wordpress.com/2007/06/18/merger/

Selasa, 18 Mei 2010

Kalbe Incar Akuisisi 5 Perusahaan Farmasi

Diposting oleh Diptarina Yasmeen di 03.36 0 komentar


Kalbe Incar Akuisisi 5 Perusahaan Farmasi

(Vibizdaily-Bisnis) PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berencana mengakusisi 3-5 perusahaan farmasi pada tahun 2010. Perseroan menjajaki penerbitan obligasi untuk pendanaan akuisisi.

Demikian diutarakan Direktur KLBF Vidjongtius di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD, Jakarta, Kamis (12/11/2009).

Alokasi dana yang dipersiapkan Kalbe maksimal Rp 500 miliar untuk tiap perusahaan sasaran. Ia menerangkan, rencana akuisisi ini masih dalam proses pencarian perusahaan sasaran.

Target yang dibidik adalah akuisisi perusahaan farmasi dengan bidang usaha obat bebas dan makanan kesehatan.

"Akuisisi dimungkinkan 3-5 perusahaan. Ini sedang mulai proses awal, masa penjajakan. Belum nego secara langsung. Kami lebih mengutamakan obat bebas dan makanan kesehatan," ujarnya.

Ditambahkannya, sumber pendanaan dari rencana akuisisi ini dari kombinasi kas internal dan pendanaan eksternal seperti penerbitan obligasi. "Dana, kami siapkan dari internal Rp 500 miliar. Kami targetkan 1 perusahaan dulu, supaya lebih mudah dalam pengelolaan," katanya.

Namun, KLBF juga tidak menutup kemungkinan untuk mengeluarkan surat utang obligasi di tahun 2010. Hasil obligasi akan digunakan perseroan sebagai dana cadangan, dan juga untuk akuisisi perusahaan di tahun depan.

"Dalam rangka pendanaan kembali, penerbitan bond bisa dimungkinkan. Besarnya tergantung kebutuhan, bisa Rp 300-500, miliar bahkan 1 triliun," jelasnya.

Menurutnya, agar Kalbe Farma dapat tumbuh dengan cepat, salah satu cara yang ditempuh adalah akusisi.? Akuisisi perusahaan dalam negeri menjadi target awal perseroan.

Pada kesempatan yang sama, Vidjongtius mengatakan bahwa di tahun 2010 perseroan menganggarkan belanja modal sebesar Rp 300-500 miliar. Capex ditujukan pada pertumbuhan organik KLBF dan juga pendanaan anak perusahaan mereka PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT). Capex EPMT dianggarkan Rp 100-120 miliar dan digunakan untuk peremajaan kantor cabang dan ekspansi di beberapa wilayah, seperti Palangkaraya, Kendari, dan Gorontalo.
(ras/RAS/dtc)

Sumber :
http://vibizdaily.com/detail/bisnis/2009/11/12/kalbe_incar_akuisisi_5_perusahaan_farmasi

Kamis, 29 April 2010

Cara Alami Mengusir Ketombe

Diposting oleh Diptarina Yasmeen di 03.47 0 komentar


Cara Alami Mengusir Ketombe

KOMPAS.com — Mengusir ketombe juga bisa menggunakan cara alami. Jeruk nipis adalah salah satu buah yang dipercaya bisa mengontrol keberadaan ketombe. Arthur S Simon, dokter spesialis kulit dan kelamin dari Rumah Sakit Pertamina, Balikpapan, Kalimantan Selatan, mengatakan, jeruk nipis dapat melunturkan minyak (sebum) di kulit kepala. Dengan begitu, habitat atau tempat bersarang jamur yang merugikan pun dapat dikurangi.
Selain bisa mengendalikan sebum di kepala, jeruk nipis juga bisa memberikan efek segar dan nyaman, terutama bagi kepala berketombe yang kerap dihinggapi rasa gatal. Buah yang kaya dengan kandungan vitamin C ini juga bisa membuat rambut tampak sehat dan cantik berkilau.
Cara penggunaannya tidak sulit. Sebelum keramas, usapkan irisan jeruk nipis atau perasan jeruk nipis pada kulit kepala, terutama di daerah berketombe. Diamkan sekitar 15 menit sebelum membasuh dan berkeramas.
Dokter spesialis kulit dan kelamin dari RS Cipto Mangunkusumo, Eddy Karta, juga merekomendasikan penggunaan tea tree oil sebagai salah satu bahan alami pengusir ketombe. Menurut Kim, sudah banyak tea tree yang dijual dalam bentuk kemasan jadi sehingga penerapannya lebih mudah.
Tumbuhan dari Australia ini memiliki kemampuan sebagai antiseptik dan antijamur. Selain mengatasi ketombe, tea tree juga sering digunakan untuk mengatasi gangguan kulit lainnya, seperti kutu air, jerawat, eksem, psoriasis, infeksi jamur, bisul, dan infeksi kutu.
Sumber : Kompas.com

Kamis, 15 April 2010

Bank Tabungan Negara

Diposting oleh Diptarina Yasmeen di 17.48 0 komentar




BANK TABUNGAN NEGARA

Visi Bank BTN

Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.
Misi Bank BTN
• Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
• Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.
• Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional dan memiliki integritas tinggi.
• Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value
• Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.

Budaya Kerja

POLA PRIMA
• Pelayanan Prima (Service Excellence)
• InOvasi (Innovation)
• KeteLAdanan (Role Model)
• PRofesionalisme (Professionalism)
• Integritas (Integrity)
• KerjasaMA (Teamwork)

NILAI-NILAI DASAR BUDAYA dan 12 PERILAKU UTAMA
PELAYANAN PRIMA :
• Ramah, sopan dan bersahabat
• Peduli, pro aktif dan cepat tanggap
INOVASI :
• Berinisiatif melakukan penyempurnaan
• Berorientasi menciptakan nilai tambah
KETELADANAN :
• Menjadi contoh dalam berperilaku baik dan benar
• Memotivasi penerapan nilai-nilai budaya kerja
PROFESIONALISME :
• Kompeten dan bertanggungjawab
• Bekerja cerdas dan tuntas
INTEGRITAS :
• Konsisten dan disiplin
• Jujur dan berdedikasi
KERJASAMA :
• Tulus dan terbuka
• Saling percaya dan menghargai

BTN Siapkan Strategi Permodalan
28/03/2005

Jakarta-Bank Tabungan Negara (BTN) tengah mempersiapkan upaya memperkokoh permodalan sehingga rasio kecukupan modal (CAR) yang saat ini sudah 16 persen dapat ditingkatkan. Langkah ini untuk membuat BTN dapat sejajar dengan bank BUMN lainnya. “Setidaknya dengan CAR lebih besar lagi, Bank BTN akan lebih leluasa dalam membiayai perumahan,” kata Dirut BTN, Kodradi, seperti dilansir Antara, Senin (14/3). Kodradi mengajukan dua strategi, yakni menahan sebagian dari deviden sehingga tidak diserahkan ke pemerintah. Selanjutnya, menindaklanjuti penerbitan saham (IPO). Kodradi mengharapkan dalam membagikan deviden jangan disamaratakan dengan bank BUMN lain.
Setidaknya turut diperhitungkan juga besarnya dana rekap yang diberikan serta kemampuan memperbaiki kinerja setelah rekap itu diberikan. Menurut Kodradi, saat pertama kali rekap CAR Bank BTN masih empat persen. Pada 2004 menjadi 16 persen, di atas persyaratan BI dan Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Dari jumlah modal memang masih terkecil dibanding bank BUMN lainnya. Menurut Kodradi, BTN seharusnya juga diberi kesempatan IPO, seperti bank lain. Rencana IPO telah dituangkan pada 2001 saat Letter Of Intent Dana Moneter Internasional (LOI IMF) disepakati. Namun, jelas Kodradi, saat itu eksistensi Bank BTN masih dipertanyakan. Karena itu, rencana IPO ditunda sambil menunggu selesainya studi independen untuk melihat kinerja Bank BTN. Hasilnya baru rampung pada 2003 sehingga rencana IPO menjadi tertutup. Kodradi menuturkan, pemerintah sampai saat ini belum memasukkan Bank BTN sebagai bank pemerintah yang harus IPO. Padahal, manajemen BTN telah berhasil melaksanakan restrukturisasi internal untuk memperbaiki kinerja hingga selesai sejak 21 Agustus 2002. Kodradi menjelaskan, tim IPO Bank BTN telah mempersiapkan segala sesuatunya sejak September 2001. Pihaknya juga menyiapkan rencana pelaksanaan sampai dengan 2007. Oleh karenanya, BTN akan menyampaikan rencana itu dalam rencana bisnis yang akan diajukan selambatnya minggu depan. “Dalam minggu ini setidaknya seluruh bank diminta menjelaskan rencana bisnisnya kepada Bank Indonesia. Pada kesempatan itu BTN turut memasukkan rencana IPO tersebut meskipun nantinya diserahkan sepenuhnya kepada pemegang saham,” katanya. Dengan modal yang kuat, tutur Kodradi, Bank BTN diharapkan tetap eksis sebagai ‘bank focus’ dibidang perumahan, termasuk nantinya memenuhi persyaratan sebagai bank utama (anchor) sesuai rencana Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Mengenai besarnya IPO, akan sangat bergantung pada perhitungan price to book value (PBV). Mungkin bisa 20 atau 30 persen, tergantung pada pemerintah. “Serta sudah dapat dipastikan saham Bank BTN akan sangat diburu pasar,” tuturnya.

Sumber : http://btn.co.id/
 

Berbagi Cerita . . . Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez