BI: Perbaikan Ekonomi Seiring Pemulihan Ekonomi Global
Kamis, 4 Februari 2010 - 13:39 wib
JAKARTA - Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) meyakini bahwa perbaikan kondisi perekonomian domestik terus berlangsung sebagaimana yang diperkirakan, sejalan dengan pemulihan ekonomi global yang semakin kuat.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Biro Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Difi A Johansyah, dalam situs BI, di Jakarta, Kamis (4/2/2010).
Perkiraan terkini menunjukkan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2010 dan 2011 akan lebih tinggi. Pemulihan ekonomi global tetap dimotori oleh negara Asia, terutama China yang terus menunjukkan perkembangan membaik, meskipun pasar keuangan sempat diwarnai oleh sentimen negatif terkait kebijakan pengetatan di China.
Sementara di negara maju, proses pemulihan ekonomi berlangsung dengan laju yang lebih moderat. Di sisi domestik, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih tinggi didukung oleh konsumsi yang masih tumbuh cukup tinggi sejalan dengan perbaikan daya beli dan tingkat keyakinan konsumen.
Ekspor menunjukkan kecenderungan meningkat sejalan dengan pemulihan ekonomi global yang semakin kuat. Demikian pula surplus neraca pembayaran diperkirakan akan lebih tinggi, didukung oleh surplus pada transaksi berjalan yang relatif besar.
Arus modal luar negeri yang masuk ke perekonomian domestik juga relatif besar sejalan dengan kondisi fundamental perekonomian domestik yang cukup kuat dan meningkatnya rating Indonesia. Dengan perkembangan ini, cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2010 tercatat sebesar USD 69,6 miliar atau setara dengan 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.
Di sisi harga, inflasi bulan Januari 2010 tercatat 0,84 persen (mtm) atau 3,72 persen (yoy). Tekanan inflasi terutama dipicu oleh kenaikan harga kelompok volatile food yang bersifat temporer, khususnya beras, yang diperkirakan akan semakin menurun sejalan dengan perkiraan panen raya di bulan-bulan yang akan datang.
Perkembangan inflasi inti hanya mencatat sedikit kenaikan, terutama bersumber dari tren kenaikan harga komoditas internasional, sementara peningkatan di sisi permintaan masih dapat direspon sisi penawaran secara memadai.
Ke depan, Dewan Gubernur meyakini bahwa tekanan inflasi belum akan muncul setidaknya sampai semester I-2010. Secara keseluruhan, inflasi 2010 diyakini masih sesuai dengan sasarannya sebesar 5 persen kurang lebih satu persen.
Di sektor keuangan, stabilitas sistem perbankan tetap terjaga. Pertumbuhan kredit yang pada tahun 2009 lebih rendah dari yang diharapkan, pada 2010 diperkirakan kembali terakselerasi sebesar 17 persen-20 persen sejalan dengan meningkatnya keyakinan pelaku ekonomi terhadap prospek perekonomian.
Berdasarkan data per Desember 2009, kredit perbankan mengalami pertumbuhan sebesar 10 persen (yoy), dengan kredit Rupiah tumbuh 16,5 persen, sedangkan kredit valas mengalami kontraksi sebesar 17,4 persen sejalan dengan melemahnya kegiatan ekspor impor. Di sisi mikro, industri perbankan menunjukkan perkembangan yang stabil sebagaimana tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal sebesar 17,4 persen per Desember 2009 dan terjaganya rasio kredit bermasalah gross di bawah 5 persen. Selanjutnya Bank Indonesia akan memantau dan mengupayakan agar efisiensi perbankan terus dapat ditingkatkan sehingga fungsi intermediasi perbankan dapat dioptimalkan.
Laporan lengkap mengenai pembahasan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari 2010 yang memuat perkembangan makroekonomi dan kebijakan moneter dapat dilihat dalam Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) di website Bank Indonesia.
(Didik Purwanto/Koran SI/rhs)
Okezone.com
0 komentar:
Posting Komentar