PERTUMBUHAN MEMBAIK
Defisit Anggaran sebesar Rp 42,7 Triliun
Saya membaca di koran Kompas Rabu, 11 November 2009
Perekonomian
“Pada triwulan III, pertumbuhan membaik,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Bdan Pusat Statistik Slamet Sutomo dalam jumpa pers di
Dengan pertumbuhan itu, PDB Indonesia atas dasar harga berlaku pada triwlan III-2009 sebesar Rp 1.452,5 Triliun. Hal ini berarti meningkat dibandingkan triwulan I-2009 yang mencapai Rp 1.303,5 triliun dan triwulan II-2009 Rp 1.375,1 triliun.
Menurut Slamet, pertumbuhan ekonomi triwulan III mulai membelok dari pelambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada dua triwulan sebelumnya.
“Saat ini pertumbuhan ekonomi membelok dibanding dua triwulan sebelumnya. Hal ini mengindikasikan ekonomi mulai membaik setelah ada krisis global,” ujar Slamet.
Bila dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya, produk domestik bruto (PDB)
Hampir semua sektor tumbuh positif, yang tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi yakni 18,2 persen. “Pertumbuhan ekonomi triwulan III didukung pertumbuhan sektor nontradable, terutama angkutan dan transportasi,” jelas Slamet.
Masih didorong konsumsi.
Sektor lain yang tumbuh adalah listrik, gas, dan air bersih (14,6 persen) ; konstruksi (8,8 persen) ; keuangan, perumahan dan jasa perusahaan (4,9 persen) ; jasa-jasa (5,8 persen) ; pertanian, kehutanan dan perikanan (2,7 persen) ; dan industri pengolahan (1,3 persen). Namun, sektor perdagangan, hotel, restoran minus 0,6 persen.
Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi triwulan III-2009 mayoritas bersumber dari komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (2,6 persen). Adapun pertumbuhan komponen pembentukan modal tetap bruto 0,9 persen dan konsumsi pemerintah 0,8 persen, sementara kontribusi ekspor minus 4 persen, impor minus 7,4 persen.
Pengamat ekonomi, Yanuar Rizky, menilai pertumbuhan PDB itu tidak mencerminkan peningkatan lapangan kerja dan daya beli masyarakat.
Laju pertumbuhan itu didorong konsumsi rumah tangga saat tahun ajaran baru sekolah dan Lebaran, serta kenaikan harga elpiji dan kebutuhan pokok lain.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, sampai Oktober 2009, defisit anggaran pemerintah Rp 42,7 triliun, sedangkan target defisit dalam APBM-Perubahan 2009 sebesar Rp 12,8 triliun atau sekitar 2,3 persen dari PDB.
Dalam periode yang sama, penerimaan pajak mencapai Rp 427,8 triliun atau 90,5 persen dari target. Penerimaan bea dan cukai mencapai Rp 61,7 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp 147,2 triliun.
Adapun belanja negara sampai akhir Oktober 2009 sebesar Rp 960 triliun atau 95 persen dari target, sementara inflasi tahunan 2,6 persen.
0 komentar:
Posting Komentar